BOJONEGORO, LINKNEWS.ID - Kabar baik datang dari Kabupaten Bojonegoro! Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penurunan angka kemiskinan yang signifikan. Pada periode 2024 hingga September 2025, jumlah warga miskin berkurang sebanyak 2.430 jiwa, menjadikan persentase kemiskinan saat ini 11,49%, turun dari 11,69% pada periode sebelumnya.
Penurunan ini merupakan hasil dari berbagai program unggulan yang digagas oleh Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, dan Wakil Bupati, Nurul Azizah. Program-program ini dirancang untuk meningkatkan pendapatan keluarga dan memperbaiki infrastruktur, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat.
Salah satu program yang cukup berhasil adalah Gerakan Beternak Ayam Petelur Mandiri (GAYATRI). Pada tahap awal, program ini memberikan bantuan kepada 400 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) melalui APBD 2025. Bahkan, program ini akan diperluas lagi melalui P-APBD 2025. Hasilnya pun menggembirakan, dengan 70-90% penerima manfaat sudah merasakan hasilnya. Keuntungan yang didapatkan mencapai Rp 500 ribu hingga Rp 700 ribu per bulan, yang tentunya sangat membantu meningkatkan pendapatan keluarga rentan dan diharapkan dapat mengeluarkan mereka dari garis kemiskinan.
Selain GAYATRI, ada juga program Kolam Lele Keluarga (Kolega) yang menyasar 415 KPM pada tahun 2025, dan akan terus dilanjutkan hingga tahun 2026 dengan target 335 KPM. Secara total, program ini telah memberikan stimulus kepada 750 KPM dalam kurun waktu dua tahun.
Program Domba Kesejahteraan juga memberikan kontribusi positif. Dimulai pada tahun 2023 dengan anggaran Rp 1,192 miliar untuk 160 KK, program ini diperluas pada tahun 2024 dengan alokasi anggaran Rp 7,023 miliar untuk 1.160 KK. Hingga saat ini, sudah ada 1.320 pasang domba (2.640 ekor) yang diberikan kepada 1.320 KK, dan jumlahnya terus berkembang menjadi 3.070 ekor.
Pemkab Bojonegoro memiliki empat strategi utama untuk menurunkan angka kemiskinan:
1. Pengurangan beban pengeluaran masyarakat miskin.
2. Peningkatan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin.
3. Mengurangi kantong kemiskinan.
4. Sinergi kebijakan program penanggulangan kemiskinan.
Selain program-program jangka pendek, Pemkab juga memberikan perhatian pada program jangka panjang seperti beasiswa pendidikan dan pembangunan infrastruktur. Pada tahun 2025, Tahap 1a Beasiswa Scientist diberikan kepada 270 penerima, sementara program Sepuluh Sarjana per Desa menjangkau 1.978 penerima. Program beasiswa ini terus berlanjut dengan berbagai tahap dan jumlah penerima yang terus bertambah.
Pembangunan infrastruktur juga menjadi prioritas, dengan alokasi anggaran sebesar Rp 757 miliar yang disalurkan langsung ke desa-desa melalui BKKD. Program ini masih dalam tahap verifikasi dokumen.
Dengan berbagai upaya tersebut, angka kemiskinan di Bojonegoro terus menunjukkan penurunan. Data BPS menunjukkan bahwa pada tahun 2023, persentase kemiskinan adalah 12,18% (153.250 jiwa). Angka ini turun menjadi 11,69% (147.330 jiwa) pada tahun 2024, dan terus menurun menjadi 11,49% (144.900 jiwa) pada September 2025. Ini berarti ada penurunan jumlah penduduk miskin sebanyak 2.430 jiwa dalam periode 2024-2025. (KOM)
Reporter: RED
Angka Kemiskinan di Bojonegoro Menurun Jadi 11,49%
by linknews.id - 17 Oktober 2025, 12:11 WIB
Share :












