Foto : Jalan BKKD Babad, Kedungadem
BOJONEGORO, LINKNEWS.ID – Pelaksanaan pembangunan jalan rigid beton dari program Bantuan Keuangan Khusus Desa (BKKD) Bojonegoro tahun 2025 di Desa Babad, Kecamatan Kedungadem, menuai sorotan publik.
Bukan tanpa alasan, fakta di lapangan menunjukan adanya beberapa temuan dugaan kejanggalan terkait spesifikasi teknis, diantaranya adalah lapisan lime stone (pedel) dan base course nampak terlihat sangat minim (tipis).
Parahnya lagi, galian lubang untuk pemasangan besi strauss hanya berkedalaman sekitar 40 cm, sedangkan di lokasi lain umumnya diatas 50 cm. Hal ini dinilai sebagai bentuk pengurangan volume pekerjaan.
Menurut ahli konstruksi, penurunan spesifikasi dan pengurangan volume pekerjaan dalam sebuah proyek akan membawa dampak negatif, khususnya terhadap mutu dan kualitas.
“Jika benar terjadi penurunan spesifikasi dan pengurangan volume pekerjaan, maka risiko kerusakan struktur akan meningkat secara signifikan. Kualitas tidak bisa dinegosiasikan,” jelas Adi, salah satu eks konsultan teknis kepada wartawan, Minggu (7/12/2025).
Sementara itu, Kepala Desa Babad, H Yarbo saat dikonfirmasi perihal diatas melalui pesan id WhatsApp pada Sabtu (6/12), yang bersangkutan tidak menjawab meski pesan telah diterima dengan tanda centang dua.
Saat ini publik menuntut langkah tegas dari pihak berwenang untuk lebih intens dalam pengawasan proyek yang menggunakan uang negara tersebut, sehingga dapat meminimalisir upaya manipulatif dan memastikan manfaat maksimal bagi masyarakat.
Di sisi lain, Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono sebelumnya telah mewanti-wanti kepada seluruh penerima program Bantuan Keuangan Khusus Desa (BKKD) agar tidak bermain-main dan memastikan pembangunan berjalan sesuai standarnya. (TIM)
